Sabtu, 07 Januari 2012

sejarah teori ekonomi

Sejarah Perkembangan Teori Ekonomi adalah suatu pemikiran kapitalisme yang terlebih dahulu yang harus dilacak melalui sejarah perkembangan pemikiran ekonomi dari era Yunani kuno sampai era sekarang. Aristoteles adalah yang pertama kali memikirkan tentang transaksi ekonomi dan membedakan di antaranya antara yang bersifat "natural" atau "unnatural". Transaksi natural terkait dengan pemuasan kebutuhan dan pengumpulan kekayaan yang terbatasi jumlahnya oleh tujuan yang dikehendakinya. Transaksi un-natural bertujuan pada pengumpulan kekayaan yang secara potensial tak terbatas. Dia menjelaskan bahwa kekayaan unnatural tak berbatas karena dia menjadi akhir dari dirinya sendiri ketimbang sebagai sarana menuju akhir yang lain yaitu pemenuhan kebutuhan. Contoh dati transaksi ini disebutkan adalah perdagangan moneter dan retail yang dia ejek sebagai "unnatural" dan bahkan tidak bermoral. Pandangannya ini kelak akan banyak dipuji oleh para penulis Kristen di Abad Pertengahan.
Aristotles juga membela kepemilikan pribadi yang menurutnya akan dapat memberi peluang seseorang untuk melakukan kebajikan dan memberikan derma dan cinta sesama yang merupakan bagian dari “jalan emas” dan “kehidupan yang baik ala Aristotles.
Chanakya (c. 350-275 BC) adalah tokoh berikutnya. Dia sering mendapat julukan sebagai Indian Machiavelli. Dia adalah professor ilmu politik pada Takshashila University dari India kuno dan kemudian menjadi Prime Minister dari kerajaan Mauryan yang dipimpin oleh Chandragupta Maurya. Dia menulis karya yang berjudul Arthashastra (Ilmu mendapatkan materi) yang dapat dianggap sebagai pendahulu dari Machiavelli's The Prince. Banyak masalah yang dibahas dalam karya itu masih relevan sampai sekarang, termasuk diskusi tentang bagaiamana konsep manajemen yang efisien dan solid, dan juga masalah etika di bidang ekonomi. Chanakya juga berfokus pada isu kesejahteraan seperti redistribusi kekayaan pada kaum papa dan etika kolektif yang dapat mengikat kebersamaan masyarakat.
Tokoh pemikir Islam juga memberikan sumbangsih pada pemahaman di bidang ekonomi. ibn Khaldun dari Tunis (1332–1406) menulis masalah teori ekonomi dan politik dalam karyanya Prolegomena, menunjukkan bagaimana kepadatan populasi adalah terkait dengan pembagian tenaga kerja yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi yang sebaliknya mengakibatkan pada penambahan populasi dalam sebuah lingkaran. Dia juga memperkenalkan konsep yang biasa disebut dengan Khaldun-Laffer Curve (keterkaitan antara tingkat pajak dan pendapatan pajak dalam kurva berbentuk huruf U).
Perintis pemikiran barat di bidang ekonomi terkait dengan debat scholastic theological selama Middle Ages. Masalah yang penting adalah tentang penentuan harga barang. Penganut Katolik dan Protestan terlibat dalam perdebatan tentang apa itu yang disebut “harga yang adil” di dalam ekonomi pasar. Kaum skolastik Spanyol pada abad 16 mengatakan bahwa harga yang adil tak lain adalah harga pasar umum dan mereka umumnya mendukung filsafat laissez faire.
Selanjutnya pada era Reformation pada 16th century, ide tentang perdagangan bebas muncul yang kemudian diadopsi secara hukum oleh Hugo de Groot atau Grotius. Kebijakan ekonomi di Europe selama akhir Middle Ages dan awal Renaissance adalah memberlakukan aktivitas ekonomi sebagai barang yang ditarik pajak untuk para bangsawan dan gereja. Pertukaran ekonomi diatur dengan hukum feudal seperti hak untuk mengumpulkan pajak jalan begitu juga pengaturan asosiasi pekerja (guild) dan pengaturan religious dalam masalah penyewaan. Kebijakan ekonomi seperti itu didesain untuk mendorong perdagangan pada wilayah tertentu. Karena pentingnya kedudukan sosial, aturan-aturan terkait kemewahan dijalankan, pengaturan pakaian dan perumahan meliputi gaya yang diperbolehkan, material yang digunakan dan frekuensi pembelian bagi masing-masing kelas yang berbeda.
Niccolò Machiavelli dalam karyanya The Prince adalah penulis pertama yang menyusun teori kebijakan ekonomi dalam bentuk nasihat. Dia melakukannya dengan menyatakan bahwa para bangsawan dan republik harus membatasi pengeluarannya, dan mencegah penjarahan oleh kaum yang punya maupun oleh kaum kebanyakan. Dengan cara itu maka negara akan dilihat sebagai “murah hati” karena tidak menjadi beban berat bagi warganya. Selama masa Early Modern period, mercantilists hampir dapat merumuskan suatu teori ekonomi tersendiri. Perbedaan ini tercermin dari munculnya negara bangsa di kawasan Eropa Barat yang menekankan pada balance of payments.
Tahap ini kerapkali disebut sebagai tahap paling awal dari perkembangan modern capitalism yang berlangsung pada periode antara abad 16th dan 18th, kerap disebut sebagai merchant capitalism dan mercantilism. Babakan ini terkait dengan geographic discoveries oleh merchant overseas traders, terutama dari England dan Low Countries; European colonization of the Americas; dan pertumbuhan yang cepat dari perdagangan luar negeri. Hal ini memunculkan kelas bourgeoisie dan menenggelamkan feudal system yang sebelumnya.
Merkantilisme adalah sebuah sistem perdagangan untuk profit, meskipun produksi masih dikerjakan dengan non-capitalist production methods. Karl Polanyi berpendapat bahwa capitalism belum muncul sampai berdirinya free trade di Britain pada 1830s.
Di bawah merkantilisme, European merchants, diperkuat oleh sistem kontrol dari negara, subsidies, and monopolies, menghasilkan kebanyakan profits dari jual-beli bermacam barang. Dibawah mercantilism, guilds adalah pengatur utama dari ekonomi. Dalam kalimat Francis Bacon, tujuan dari mercantilism adalah :
"the opening and well-balancing of trade; the cherishing of manufacturers; the banishing of idleness; the repressing of waste and excess by sumptuary laws; the improvement and husbanding of the soil; the regulation of prices…"
Di antara berbagai mercantilist theory salah satunya adalah bullionism, doktrin yang menekankan pada pentingnya akumulasi precious metals. Mercantilists berpendapat bahwa negara seharusnya mengekspor barang lebih banyak dibandingkan jumlah yang diimport sehingga luar negeri akan membayar selisihnya dalam bentuk precious metals. Mercantilists juga berpendapat bahwa bahan mentah yang tidak dapat ditambang dari dalam negeri maka harus diimport, dan mempromosikan subsidi, seperti penjaminan monopoli protective tariffs, untuk meningkatkan produksi dalam negeri dari manufactured goods.
Para perintis mercantilism menekankan pentingnya kekuatan negara dan penaklukan luar negeri sebagai kebijakan utama dari economic policy. Jika sebuah negara tidak mempunyai supply dari bahan mentahnnya maka mereka harus mendapatkan koloni darimana mereka dapat mengambil bahan mentah yang dibutuhkan. Koloni berperan bukan hanya sebagai penyedia bahan mentah tapi juga sebagai pasar bagi barang jadi. Agar tidak terjadi suatu kompetisi maka koloni harus dicegah untuk melaksanakan produksi dan berdagang dengan pihak asing lainnya.
Selama the Enlightenment, physiocrats Perancis adalah yang pertama kali memahami ekonomi berdiri sendiri. Salah satu tokoh yang terpenting adalah Francois Quesnay. Diagram ciptaannya yang terkenal, tableau economique, oleh kawan-kawannya dianggap sebagai salah satu temuan ekonomi terbesar setelah tulisan dan uang. Diagram zig-zag ini dipuji sebagai rintisan awal bagi pengembangan banyak tabel dalam ekonomi modern, ekonometrik, multiplier Keynes, analisis input-output, diagram aliran sirkular dan model keseimbangan umum Walras.
Tokoh lain dalam periode ini adalah Richard Cantillon, Jaques Turgot, dan Etienne Bonnot de CondillacRichard Cantillon (1680-1734) oleh beberapa sejarawan ekonomi dianggap sebagai bapak ekonomi yang sebenarnya. Bukunya Essay on the Naturof Commerce ini General (1755, terbit setelah dia wafat) menekankan pada mekanisme otomatis dalam pasar yakni penawaran dan permintaan, peran vital dari kewirausahaan, dan analisis inflasi moneter “pra-Austrian” yang canggih yakni tentang bagaimana inflasi bukan hanya menaikkan harga tetapi juga mengubah pola pengeluaran.
Jaques Turgot (1727-81) adalah pendukung laissez faire, pernah menjadi menteri keuangan dalam pemerintahan Louis XVI dan membubarkan serikat kerja (guild), menghapus semua larangan perdagangan gandum dan mempertahankan anggaran berimbang. Dia terkenal dekat dengan raja meskipun akhirnya dipecat pada 1776. Karyanya Reflection on the Formation and Distribution of Wealth menunjukkan pemahaman yang mendalam tentang perekonomian. Sebagai seorang physiocrats, Turgot membela pertanian sebagai sektor paling produktif dalam ekonomi. Karyanya yang terang ini memberikan pemahaman yang baik tentang preferensi waktu, kapital dan suku bunga, dan peran enterpreneur-kapitalis dalam ekonomi kompetetitif.
Etienne Bonnot de Condillac (1714-80) adalah orang yang membela Turgot di saat-saat sulit tahun 1775 ketika dia menghadapi kerusuhan pangan saat menjabat sebagai menteri keuangan. Codillac juga merupakan seorang pendukung perdagangan bebas. Karyanya Commerce and Government (terbit sebulan sebelum The Wealth of Nation, 1776) mencakup gagasan ekonomi yang sangat maju. Dia mengakui manufaktur sebagai sektor produktif, perdagangan sebagai representasi nilai yang tak seimbang dimana kedua belah pihak bisa mendapat keuntungan, dan mengakui bahwa harga ditentukan oelh nilai guna, bukan nilai kerja.
Tokoh lainnya, Anders Chydenius (1729–1803) menulis buku The National Gain pada 1765 yang menerangkan ide tentang kemerdekaan dalam perdagangan dan industri dan menyelidiki hubungan antara ekonomi dan masyarakat dan meletakkan dasar liberalism, sebelas tahun sebelum Adam Smith menulis hal yang sama namun lebih komprehensif dalamThe Wealth of Nations. Menurut Chydenius, democracy, kesetaraan dan penghormatan pada hak asasi manusia adalah jalan satu-satunya untuk kemajuan dan kebahagiaan bagi seluruh anggota masyarakat.
Mercantilism mulai menurun di Great Britain pada pertengahan 18th, ketika sekelompok economic theorists, dipimpin oleh Adam Smith, menantang dasar-dasar mercantilist doctrines yang berkeyakinan bahwa jumlah keseluruhan dari kekayaan dunia ini adalah tetap sehingga suatu negara hanya dapat meningkatkan kekayaannya dari pengeluaran negara lainnya. Meskipun begitu, di negara-negara yang baru berkembang seperti Prussia dan Russia, dengan pertumbuhan manufacturing yang masih baru, mercantilism masih berlanjut sebagai paham utama meskipun negara-negara lain sudah beralih ke paham yang lebih baru.
Pemikiran ekonomi modern biasanya dinyatakan dimulai dari terbitnya Adam Smith's The Wealth of Nations, pada 1776, walaupun pemikir lainnya yang lebih dulu juga memberikan kontribusi yang tidak sedikit. Ide utama yang diajukan oleh Smith adalah kompetisi antara berbagai penyedia barang dan pembeli akan menghasilkan kemungkinan terbaik dalam distribusi barang dan jasa karena hal itu akan mendorong setiap orang untuk melakukan spesialisasi dan peningkatan modalnya sehingga akan menghasilkan nilai lebih dengan tenaga kerja yang tetap. Smith's thesis berkeyakinan bahwa sebuah sistem besar akan mengatur dirinya sendiri dengan menjalankan aktivits-aktivitas masing-masing bagiannya sendiri-sendiri tanpa harus mendapatkan arahan tertentu. Hal ini yang biasa disebut sebagai "invisible hand" dan masih menjadi pusat gagasan dari ekonomi pasar dan capitalism itu sendiri.
Smith adalah salah satu tokoh dalam era Classical Economics dengan kontributor utama John Stuart Mill and David Ricardo. John Stuart Mill, pada awal hingga pertengahan abad 19th, berfokus pada "wealth" yang didefinisikannya secara khusus dalam kaitannya dengan nilai tukar obyek atau yang sekarang disebut dengan price.
Pertengahan abad 18th menunjukkan peningkatan pada industrial capitalism, memberi kemungkinan bagi akumulasi modal yang luas di bawah fase perdagangan dan investasi pada mesin-mesin produksi. Industrial capitalism, yang dicatat oleh Marx mulai dari pertigaan akhir abad 18th, menandai perkembangan dari the factory system of manufacturing, dengan ciri utama complex division of labor dan routinization of work tasks; dan akhirnya memantapkan dominasi global dari capitalist mode of production.
Hasil dari proses tersebut adalah Industrial Revolution, dimana industrialist menggantikan posisi penting dari merchant dalam capitalist system dan mengakibatkan penurunan traditional handicraft skills dari artisans, guilds, dan journeymen. Juga selam masa ini, capitalism menandai perubahan hubungan antara British landowning gentry dan peasants, meningkatkan produksi dari cash crops untuk pasar lebih daripada yang digunakan untuk feudal manor. Surplus ini dihasilkan dengan peningkatan commercial agriculture sehingga mendorong peningkatan mechanization of agriculture.
Peningakatan industrial capitalism juga terkait dengan penurunan mercantilism. Pertengahan hingga akhir abad sembilan belas Britain dianggap sebagai contoh klasik dari laissez-faire capitalism. Laissez-faire mendapatkan momentum oleh mercantilism di Britain pada 1840s dengan persetujuan Corn Laws dan Navigation Acts. Sejalan dengan ajaran classical political economists, dipimpin oleh Adam Smith dan David Ricardo, Britain memunculkan liberalism, mendorong kompetisi dan perkembangan market economy.
Pada abad 19th, Karl Marx menggabungkan berbagai aliran pemikiran meliputi distribusi sosial dari sumber daya, mencakup karya Adam Smith, juga pemikiran socialism dan egalitarianism, dengan menggunakan pendekatan sistematis pada logika yang diambil dari Georg Wilhelm Friedrich Hegel untuk menghasilkan Das Kapital. Ajarannya banyak dianut oleh mereka yang mengkritik ekonomi pasar selama abad 19th dan 20th. Ekonomi Marxist berlandaskan pada labor theory of value yang dasarnya ditanamkan oleh classical economists (termasuk Adam Smith) dan kemudian dikembangkan oleh Marx. Pemikiran Marxist beranggapan bahwa capitalism adalah berlandaskan pada exploitation kelas pekerja: pendapatan yang diterima mereka selalu lebih rendah dari nilai pekerjaan yang dihasilkannya, dan selisih itu diambil oleh capitalist dalam bentuk profit.
Pada akhir abad 19th, kontrol dan arah dari industri skala besar berada di tangan financiers. Masa ini biasa disebut sebagai "finance capitalism," dicirikan dengan subordination proses produksi ke dalam accumulation of money profits dalam financial system. Penampakan utama capitalism pada masa ini mencakup establishment of huge industrial cartels atau monopolies; kepemilikan dan management dari industry oleh financiers berpisah dari production process; dan pertumbuhan dari complex system banking, sebuah equity market, dan corporate memegang capital melalui kepemilikan stock. Tampak meningkat juga industri besar dan tanah menjadi subject of profit dan loss oleh financial speculators. Akhir abad 19th juga muncul "marginal revolution" yang meningkatkan dasar pemahaman ekonomi mencakup konsep-konsep seperti marginalism dan opportunity cost. Lebih lanjut, Carl Menger menyebarkan gagasan tentang kerangka kerja ekonomi sebagai opportunity cost dari keputusan yang dibuat pada margins of economic activity.
Akhir 19th dan awal 20th capitalism juga disebutkan segagai era "monopoly capitalism," ditandai oleh pergerakan dari laissez-faire phase of capitalism menjadi the concentration of capital hingga mencapai large monopolistic atau oligopolistic holdings oleh banks and financiers, dan dicirikan oleh pertumbuhan corporations dan pembagian labor terpisah dari shareholders, owners, dan managers.
Perkembangan selanjutnya ekonomi menjadi lebih bersifat statistical, dan studi tentang econometrics menjadi penting. Statistik memperlakukan price, unemployment, money supply dan variabel lainnya serta perbandingan antar variabel-variabel ini, menjadi sentral dari penulisan ekonomi dan menjadi bahan diskusi utama dalam lapangan ekonomi. Pada quarter terakhir abad 19th, kemunculan dari large industrial trusts mendorong legislation di U.S. untuk mengurangi monopolistic tendencies dari masa ini. Secara berangsur-angsur, U.S. federal government memainkan peranan yang lebih besar dalam menghasilkan antitrust laws dan regulation of industrial standards untuk key industries of special public concern. Pada akhir abad 19th, economic depressions dan boom and bust business cycles menjadi masalah yang tak terselesaikan. Long Depression dari 1870s dan 1880s dan Great Depression dari 1930s berakibat pada nyaris keseluruhan capitalist world, dan menghasilkan pembahasan tentang prospek jangka panjang capitalism. Selama masa 1930s, Marxist commentators seringkali meyakinkan kemungkinan penurunan atau kegagalan capitalism, dengan merujuk pada kemampuan Soviet Union untuk menghindari akibat dari global depression.
Macroeconomics mulai dipisahkan dari microeconomics oleh John Maynard Keynes pada 1920s, dan menjadi kesepakatan bersama pada 1930s oleh Keynes dan lainnya, terutama John Hicks. Mereka mendapat ketenaran karena gagasannya dalam mengatasi Great Depression. Keynes adalah tokoh penting dalam gagasan pentingnya keberadaaan central banking dan campur tangan pemerintah dalam hubungan ekonomi. Karyanya "General Theory of Employment, Interest and Money" menyampaikan kritik terhadap ekonomi klasik dan juga mengusulkan metode untuk management of aggregate demand. Pada masa sesudah global depression pada 1930s, negara memainkan peranan yang penting pada capitalistic system di hampir sebagian besar kawasan dunia. Pada 1929, sebagai contoh, total pengeluaran U.S. government (federal, state, and local) berjumlah kurang dari sepersepuluh dari GNP; pada 1970s mereka berjumlah mencapai sepertiga. Peningkatan yang sama tampak pada industrialized capitalist economies, sepreti France misalnya, telah mencapai ratios of government expenditures dari GNP yang lebih tinggi dibandingkan United States. Sistem economies ini seringkali disebut dengan "mixed economies."
Selama periode postwar boom, penampakan yang luasa dari new analytical tools dalam social sciences dikembangkan untuk menjelaskan social dan economic trends dari masa ini, mencakup konsep post-industrial society dan welfare statism. Phase dari capitalism sejak awal masa postwar hingga 1970s memiliki sesuatu yang kerap disebut sebagai “state capitalism”, terutama oleh Marxian thinkers.
Banyak economists menggunakan kombinasi dari Neoclassical microeconomics dan Keynesian macroeconomics. Kombinasi ini, yang sering disebut sebagai Neoclassical synthesis, dominan pada pengajaran dan kebijakan publik pada masa sesudah World War II hingga akhir 1970s. pemikiran neoclassical mendapat bantahan dari monetarism, dibentuk pada akhir 1940s dan awal 1950s oleh Milton Friedmanyang dikaitkan dengan University of Chicago dan juga supply-side economics.
Pada akhir abad 20th terdapat pergeseran wilayah kajian dari yang semula berbasis price menjadi berbasis risk, keberadaan pelaku ekonomi yang tidak sempurna dan perlakuan terhadap ekonomi seperti biological science, lebih menyerupai norma evolutionary dibandingkan pertukaran yang abstract. Pemahaman akan risk menjadi signifikan dipandang sebagai variasi price over time yang ternyata lebih penting dibanding actual price. Hal ini berlaku pada financial economics dimana risk-return tradeoffs menjadi keputusan penting yang harus dibuat.
Masa postwar boom yang lama berakhir pada 1970s dengan adanya economic crises experienced mengikuti 1973 oil crisis. “stagflation” dari 1970s mendorong banyak economic commentators politicians untuk memunculkan neoliberal policy diilhami oleh laissez-faire capitalism dan classical liberalism dari abad 19th, terutama dalam pengaruh Friedrich Hayek dan Milton Friedman. Terutama, monetarism, sebuah theoretical alternative dari Keynesianism yang lebih compatible dengan laissez-faire, mendapat dukungan yang meningkat increasing dalam capitalist world, terutama dibawah kepemimpinan Ronald Reagan di U.S. dan Margaret Thatcher di UK pada 1980s.
Area perkembangan yang paling pesat kemudian adalah studi tentang informasi dan keputusan. Contoh pemikiran ini seperti yang dikemukakan oleh Joseph Stiglitz. Masalah-masalah ketidakseimbangan informasi dan kejahatan moral dibahas disini seperti karena memengaruhi modern economic dan menghasilkan dilema-dilema seperti executive stock options, insurance markets, dan Third-World debt relief.

Negara Berkembang

Suatu negara memiliki kondisi sosial ekonomi yang berbedabeda. Ada yang masih bergantung pada negara lain, ada yang sebatas mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, dan ada yang telah mampu memberi bantuan kepada negara lain. Perbedaan kondisi tersebut menyebabkan terjadinya pengelompokan-pengelompokan negara berdasarkan kondisi sosial ekonominya. Kalian tentu pernah mendengar bahwa negara-negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Prancis ataupun Jerman disebut sebagai negara maju. Kemajuan negara-negara tersebut dapat dilihat dari banyaknya kota-kota metropolitan yang dicirikan dengan kondisi fisik berupa banyaknya bangunan atau gedung-gedung tinggi sebagai kawasan industri dan perkantoran. Hal tersebut dikarenakan mayoritas negara maju perekonomiannya bertumpu pada sektor industri, jasa dan perdagangan. Adapun negara-negara seperti Afrika Selatan, India, Pakistan, Laos, Malaysia, dan termasuk negara kita disebut negara berkembang. Negara berkembang pada umum-nya bercorak agraris, karena masih banyak ditemui lahan pertanian yang luas dan subur. Tahukah kalian, mengapa suatu negara digolongkan sebagai negara berkembang atau negara maju? Adakah kriteria-kriterianya? Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian berikut.

A. Ciri-Ciri Negara Berkembang dan Negara Maju
1. Pengertian Negara Berkembang dan Negara Maju
Suatu negara dapat disebut negara berkembang atau negara maju didasarkan pada keberhasilan pembangunan oleh negara yang bersangkutan. Suatu negara digolongkan sebagai negara berkembang jika negara tersebut belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan. Adapun suatu negara digolongkan sebagai negara maju jika negara tersebut telah mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan, sehingga sebagian besar tujuan pembangunan telah dapat terwujud, baik yang bersifat fisik ataupun nonfisik. Penggolongan suatu negara menjadi negara maju atau berkembang daspat diketahui berdasarkan indikatorindikator berikut.
a. Indikator kuantitatif (data yang dapat dihitung), misalnya:
1) jumlah dan kepadatan penduduk
2) tingkat pertumbuhan penduduk;
3) angka beban tanggungan;
4) angka beban tanggungan; dan
5) usia harapan hidup.
b. Indikator kualitatif (data yang hanya dapat dibandingkan), misalnya;
1) etos kerja dan pola pikir; 4) tingkat kesehatan;
2) tingkat pendidikan; 5) pendapatan; dan
3) mata pencaharian; 6) kesadaran hukum.

2. Ciri-Ciri Negara Berkembang
a. Memiliki Berbagai Masalah Kependudukan
Berbagai tekanan dan masalah kependudukan yang merupakan masalah kompleks di negara-negara berkembang, antara lain:
1) laju pertumbuhan dan jumlah penduduk relatif tinggi;
2) persebaran penduduk tidak merata;
3) tingginya angka beban tanggungan;
4) kualitas penduduk relatif rendah; sehingga mengakibatkan tingkat produktivitas penduduk juga rendah. 
5) angka kemiskinan dan pengangguran relatif tinggi; serta
6) rendahnya pendapatan perkapita.
b . Produktivitas Masyarakatnya Masih Didominasi Barang-Barang Primer
Hal ini dikarenakan, pada umumnya > 70% penduduk di negara berkembang berlatar belakang kehidupan agraris yang cara pengolahannya masih dilakukan dengan alat-alat dan metode-metode sederhana. Kondisi ini pula yang menyebabkan sebagian besar penduduk negara-negara berkembang masih tinggal di pedesaan.
c . Sumber Daya Alam Belum dapat Dimanfaatkan secara Optimal
Pemanfaatan kekayaan alam yang dimiliki belum mampu dioptimalkan. Dalam pemanfaatannya, negara berkembang masih bekerja sama dengan negara maju dalam mengeksploitasi sumber daya alam yang dimiliki. Hasil sumber daya alam ini pada akhirnya dijadikan komoditas perdagangan (ekspor) karena belum memiliki
teknologi untuk mengolahnya lebih lanjut. Oleh karena itu, pada umumnya negara berkembang mengandalkan ekspor dari hasil alam mentah.
d . Ketergantungan terhadap Negara Maju 
Negara berkembang pada umumnya sedang giat-giatnya melakukan pembangunan, namun terbentur kendala modal dan teknologi. Oleh karena itu, mereka cenderung tergantung pada teknologi dan kucuran dana (baik hibah ataupun pinjaman) dari negaranegara yang lebih maju (negara donor) demi kelangsungan pembangunan yang sedang dijalankan. Pada praktiknya, negaranegara donor tersebut memberikan pengaruh yang bersifat mengikat dan terkesan mendikte terhadap negara-negara yang dibantunya.
e. Keterbatasan Fasilitas Umum
Kemampuan pemerintah negara berkembang dalam bidang keuangan negara pada umumnya terbatas. Hal inilah yang menyebabkan keterbatasan fasilitas umum yang mampu disediakan oleh pemerintah.
f. Tingkat Kesadaran Hukum, Kesetaraan Gender, dan
Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia Relatif Rendah Tingkat partisipasi masyarakat dalam penegakan hukum relatif masih rendah. Masyarakatnya (termasuk pejabatnya) masih banyak yang melakukan kecurangan-kecurangan hukum tanpa rasa malu. Bentuk-bentuk pelanggaran hukum yang terjadi, antara lain pemaksaan kehendak, penyuapan, korupsi, kolusi, nepotisme, perusakan fasilitas umum, dan sebagainya. Kesetaraan gender juga belum membudaya, wanita yang aktif bekerja masih dianggap sebagai hal yang kurang pantas menurut beberapa kalangan. Penegakan dan perlindungan hak asasi manusia juga belum dapat dilaksanakan secara optimal. 
g. Tingkat Pendidikan Masih Rendah
Tingkat pendidikan pendudukan di negara-negara berkembang secara umum masih rendah. Hal tersebut dikarenakan sarana dan prasarana pendidikan baik formal maupun nonformal masih terbatas dan belum memadai sehingga belum dapat dijangkau oleh seluruh penduduk di negara tersebut. Akibatnya, masih banyak dijumpai penduduk yang buta huruf. 
h. Tingkat Pendapatan Masih Rendah
Mayoritas penduduk negara berkembang bekerja pada sektor pertanian yang umumnya masih dikerjakan secara tradisional. Tingkat pendidikan serta penguasaan Iptek oleh penduduk yang rata-rata masih rendah menyebabkan penduduk tidak mampu bersaing untuk bekerja atau menciptakan pekerjaan di sektor lain. Kondisi demikian mengakibatkan penduduk negara berkembang memiliki penghasilan atau pendapat rata-rata yang relatif rendah, sehingga pendapatan perkapita juga rendah.
i . Tingkat Kesehatan
Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada tingkat kesehatan penduduknya. Pada umumnya penduduk negara berkembang belum memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan. Minimnya sarana dan prasarana kesehatan menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi, sedangkan angka harapan hidup rendah. 

3. Ciri-Ciri Negara Maju
a. Sumber Daya Alam Dimanfaatkan secara Optimal
Pemanfaatan teknologi dan kepemilikan modal membuat masyarakat di negara maju mampu memanfaatkan sumber daya alam secara optimal, menemukan sumber daya alam baru, ataupun memanfaatkan sumber daya alam yang telah ada sebagai energi alternatif. Misalnya pemanfaatan tenaga angin, air, atau energi matahari untuk menggantikan fungsi dari energi minyak bumi.
b . Dapat Mengatasi Masalah Kependudukan
Hal ini dikarenakan angka pertumbuhan kecil, jumlah penduduk pada umumnya tidak terlalu banyak, angka beban ketergantungan kecil, kualitas dan produktivitas penduduk tinggi, pendapatan perkapita tinggi, dan peluang kerja dan kesempatan berusaha terbuka luas.
c . Produktivitas Masyarakat Didominasi Barang-Barang Hasil Produksi dan Jasa
Kegiatan ini tidak memerlukan lingkungan agraris, sehingga dapat dipastikan bahwa > 70% penduduk negara maju tinggal di perkotaan.

d . Tingkat dan Kualitas Hidup Masyarakat Tinggi
Tingginya kualitas penduduk mendorong semakin tingginya produktivitas masyarakat yang bermuara pada semakin tingginya pendapatan perkapita dan pendapatan nasional.
e. Ekspor yang Dilakukan adalah Ekspor Hasil Industri dan Jasa
Ada kalanya, suatu negara maju sangat minim sumber daya alam atau bahkan tidak memiliki sumber daya  alam sama sekali, namun dapat menghasilkan produk olahan sumber daya alam. Misalnya, hasil minyak mentah dari negara Inggris sangat minim, namun negara tersebut mampu menghasilkan produk olahan minyak bumi dan memasarkannya ke seluruh penjuru dunia. Kebutuhan minyak mentahnya tercukupi dengan cara mengimpor dari negara-negara lain yang umumnya termasuk dalam kategori negara-negara berkembang. 
f. Tercukupinya Penyediaan Fasilitas Umum 
Negara maju memiliki kemampuan berupa sarana dan dana dalam memberikan pelayanan fasilitas umum yang memadai bagi warganya. Hal ini juga didukung dengan tingginya tingkat kesadaran warga masyarakatnya dalam memelihara dan memanfaatkan ketersediaan sarana fasilitas umum yang ada. 
g. Kesadaran Hukum, Kesetaraan Gender, dan Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia Dijunjung Tinggi
Masyarakat di negara maju pada umumnya memiliki disiplin yang tinggi dalam mematuhi hukum. Pemerintahan yang berjalan menerapkan prinsip akuntabilitas (dapat dipertanggungjawabkan) serta transparansi (terbuka) dalam berbagai tindakan dan pengambilan keputusan. Jenis kelamin tidak lagi dipermasalahkan dalam penentuan jabatan, namun kemampuanlah yang diperhitungkan. Penghormatan terhadap hak asasi manusia dijunjung tinggi, bahkan untuk golongan minoritas, misalnya untuk kaum difabel (different ability) seperti orang tua, tuna netra, atau penyandang cacat fisik yang lain diberi fasilitas khusus dan porsi atau kesempatan kerja yang sejajar dengan masyarakat normal.
h. Tingkat Pendidikan Relatif Tinggi
Tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator penting yang menunjukkan kualitas penduduk suatu negara. Di negaranegara maju secara umum penduduknya sudah memiliki kesadaran tinggi akan arti penting pendidikan dan penguasaan Iptek. Hal tersebut terlihat dari angka partisipasi belajar penduduk negara-negara maju yang sangat tinggi. Tingginya tingkat pendidikan penduduk di negara maju juga ditunjang oleh sistem pendidikan yang baik dan anggaran pendidikan yang tinggi dari pemerintah.
i . Tingkat Pendapatan Penduduk Relatif Tinggi
Kemajuan tingkat pendidikan serta penguasaan Iptek oleh mayoritas penduduk menjadikan negara maju memiliki potensi SDM yang berkualitas tinggi. Kondisi demikian membuat penduduk negara maju tidak lagi menggantungkan sektor pertanian sebagai penghasilan utama, tetapi di sektor industri, jasa dan perdagangan. Variasi pekerjaan di berbagai sektor tersebut menjadikan penduduk negara maju memiliki pendapatan rata-rata tinggi. Penghasilan penduduk yang tinggi akan berdampak pada pendapatan perkapita yang tinggi pula. 
j . Tingkat Kesehatan Sudah Baik
Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi, sehingga kesadaran masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik. Selain itu pihak pemerintah juga memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik, dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang tinggi di negara maju. Secara sederhana, perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang saat ini dapat dilihat pada tabel berikut.

Perbedaan Indikator Negara Maju dan Negara Berkembang

Indikator
Negara Maju
Negara Berkembang
Rata-rata Dunia
Pendapatan per kapita (US$)
27.790
4.950
9.190
Pertumbuhan penduduk (%)
0,1
1,5
1,2
Angka kematian bayi
6
57
52
Angka kelahiran (per 1000 penduduk)
11
23
21
Usia harapan hidup
77
65
67


3. Tahap-Tahap Perkembangan suatu Negara
Tahapan perkembangan negara tersebut menurut Walt Whitman Rostow, seorang ekonom dari Amerika Serikat, dalam bukunya yang berjudul Stages of Economic Growth (Tahapan-Tahapan Pertumbuhan Ekonomi) terbagi menjadi lima tahapan, dengan nama dan ciri-ciri berikut ini.
a. Tahap Masyarakat Tradisional (Traditional Society Stage)
Dicirikan dengan:
1) kondisi masyarakat yang belum produktif;

2) cara berproduksi dan pola perekonomian yang dijalankan masih tradisional;
3) sistem dan pola kerja yang telah ada masih bersifat tradisi/turun temurun;
4) perekonomian dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri (belum berorientasi pasar); dan
5) mata pencaharian masyarakat di sektor pertanian.
b . Tahap Prakondisi Lepas Landas (Precondition for Take Off Stage)
Dicirikan dengan:
1) terjadi perubahan pola kerja dan sistem di segala bidang, baik sosial, ekonomi, budaya, dan politiknya;
2) sudah mengenal dan menggunakan teknologi untuk lebih produktif dan efisien;
3) sudah muncul kesadaran menabung yang lebih produktif di lembaga-lembaga keuangan; serta
4) kegiatan perekonomian terus bergerak ke arah kemajuan.
c . Tahap Lepas Landas (Take Off Stage)
Dicirikan dengan:
1) semakin berkembangnya usaha-usaha produksi;
2) terciptanya berbagai pembaruan yang lebih produktif dan efisien di segala bidang;
3) sektor produksi merupakan sektor dominan yang memacu pertumbuhan ekonomi; serta
4) semakin meningkatnya pendapatan perkapita dan pendapatan nasional.
d . Tahap Gerak Menuju Kematangan (Drive for Maturity Stage)
Dicirikan dengan:
1) sektor ekonomi mengalami pertumbuhan yang terus menerus;
2) penggunaan teknologi modern pada masyarakat semakin meluas;
3) semakin mantapnya struktur ekonomi negara;
4) negara mampu menginvestasikan pendapatan nasionalnya; serta
5) industri modern semakin berkembang, terutama industri yang padat modal.
e. Tahap Konsumsi Massa Tinggi (Age of High Mass Consumption Stage)
Dicirikan dengan:
1) semakin meningkatnya pendapatan masyarakat, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hingga pada tingkat pemenuhan kebutuhan sekunder bahkan tersier; dan

2) perkembangan industri mencapai tahap tertinggi dengan kemampuan sumber daya manusia yang sudah mencapai taraf ahli.


Berdasarkan uraian tersebut, diskusikanlah dengan kelompok belajar kalian tentang hal berikut! Mengapa masalah kependudukan merupakan masalah yang kompleks bagi negaranegara berkembang? Tulislah hasil diskusi kalian dan bandingkan dengan hasil diskusi kelompok lain dalam suatu diskusi kelas yang dipandu bapak/ibu guru!



B. Mengidentifikasi Negara Berkembang dan Negara Maju
Berdasarkan ciri-ciri negara berkembang dan negara maju yang telah diuraikan di depan, maka kalian dapat membedakan antara negara berkembang dan negara maju. Hal yang harus kalian ingat adalah tidak semua negara yang memiliki pendapatan perkapita tinggi dapat digolongkan sebagai negara maju, namun harus diperhatikan pula aspek-aspek lain sebagai karakteristik atau ciri-ciri negara maju seperti yang telah diuraikan di depan. Salah satu contohnya adalah Uni Emirat Arab. Negara tersebut memiliki pendapatan perkapita yang tinggi dan pemenuhan kebutuhan masyarakatnya sampai pada tingkat kebutuhan sekunder bahkan tersier. Akan tetapi, negara ini masih dikategorikan sebagai negara berkembang. Hal ini dikarenakan masih adanya aspek-aspek lain yang menunjukkan ciri-ciri negara berkembang di Uni Emirat Arab, antara lain, masih banyaknya penduduk yang tinggal di daerah pedesaan, penyokong perekonomian masih didominasi barang mentah (minyak mentah) dan bukan barang produksi, belum mampu mengolah sumber daya yang ada secara maksimal menjadi barang hasil produksi, serta memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap bangsa-bangsa Barat, khususnya Amerika Serikat dan Inggris dalam mengelola minyaknya. Ketidakseimbangan antara jumlah faktor produksi dengan teknologi yang dikuasai inilah yang menyebabkan penggunaan modal dan tenaga kerja belum dapat digunakan secara maksimal. Lain halnya dengan Singapura. Meskipun negara ini relatif kecil, namun memiliki tingkat pendapatan perkapita yang tinggi, lebih dari 80% penduduknya tinggal di daerah perkotaan, pertumbuhan ekonomi didukung oleh sektor perdagangan dan jasa, serta komoditas ekspor didominasi barang-barang hasil produksi. Hal-hal tersebut menjadikan Singapura tergolong sebagai negara maju.




Ajang Kreasi

Berdasarkan ciri-ciri negara maju dan negara berkembang tersebut, Michael Todaro dalam bukunya yang berjudul Perkembangan Ekonomi Negara-Negara Berkembang membagi wilayah negara-negara di dunia ini menjadi dua kawasan, yaitu kawasan Utara untuk menyebut negara-negara maju dan kawasan Selatan untuk



menyebut negara-negara berkembang. Dalam perkembangannya, adanya tahapan perkembangan suatu negara telah menggeser pola tersebut. Pada kenyataannya, terdapat negara di kawasan Selatan yang dapat dikategorikan sebagai negara maju berdasarkan kondisi fisik, sosial budaya, ekonomi, dan penguasaan iptek yang dimilikinya. Negara-negara di wilayah Selatan yang dapat dikategorikan negara maju, yaitu Australia dan Selandia Baru. Berdasarkan peta berikut, terlihat bahwa mayoritas negara maju pada umumnya terletak di belahan bumi Utara (di sebelah atas garis hitam), antara lain, negara-negara di kawasan Eropa, Asia bagian Utara, Asia Timur, dan Amerika Utara, sedangkan negara-negara maju di belahan bumi Selatan adalah Australia dan Selandia Baru. Adapun negara-negara berkembang pada umumnya berada di sebelah Selatan dari negara-negara maju (di sebelah bawah garis hitam) tersebut, antara lain di sebagian besar wilayah Asia, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Satu-satunya negara yang tidak dapat digambarkan/ditunjukkan sebagai negara maju pada peta berikut adalah Singapura karena wilayahnya terlalu kecil dan dikelilingi oleh negara-negara yang sedang berkembang.

sumber :

pasar persaingan sempurna dan monopoli

Struktur Pasar : Persaingan Sempurna dan Monopoli

Kita memulai studi kita tentang ekonomi manajerial dengan meneliti model maksimisasi nilai dari sebuah perusahaan. Model itu mengasumsikan maksimisasi nilai dengan dikenakan batasan-batasan dalam teknologi, batasan sumber daya, dan lingkungan ekonomi dan politik dimana perusahaan tersebut beroprasi sebagai tujuan utama dari manajemen. Proses maksimisasi nilai ini adalah kompleks dan melibatkan berbagai factor yang mempengaruhi keputusan-keputusan manajerial. Sejauh ini, kita telah
• Meneliti prinsip-prinsip analisis dan optimisasi ekonomi.
• Mempelajari karakteristik permintaan, termasuk masalah-masalah konseptual, estimasi dan peramalan.
• Menganalisis proses produksi termasuk analisis dan estimasi biaya.
• Mempertimbangkan pemograman linier sebagai metodologi untuk penggunaan sumber daya yang optimal dengan mempertimbangkan jumlah keluaran, mutu keluaran dan batasan-batasan sumber daya. 
Kita sekarang siap mengintegrasikan topik-topik ini untuk memperlihatkan bagaimana permintaan, produksi dan hubungan biaya berinteraksi untuk menentukan struktur pasar yang dihadapi perusahaan.
Struktur pasar dijabarkan dalam bentuk serangkaian karakteristik industri yang secara langsung mempengaruhi keputusan harga/keluaran yang dibuat oleh perusahaan. Unsur-unsur primer dari struktur pasar mencakup jumlah dan distribusi ukuran actual dari penjual dan pembeli, secara kemungkinan pendatang baru, tingkat diferensiasi produk, ketersediaan dan biaya informasi tentang harga dan mutu keluaran, dan kondisi masuk dan keluar. Karena semua unsure struktur pasar ini dapat memiliki konsekuensi penting terhadap keputusan harga/keluaran yang dibuat oleh perusahaan, sebuah studi yang hati-hati terhadap struktur pasar diperlukan sebelum keputusan manajerial yang memaksimumkan nilai dapat dibuat.
Analisis struktur pasar adalah begitu penting sehingga kami mengkhususkan dua bab penuh untuk topik ini. Dalam bab ini kita akan mempertimbangkan teori-teori persaingan sempurna (atau persaingan murni) dan monopoli. Struktur pasar ini dapat dipandang sebagai titik akhir dari sebuah garis dengan tingkat persaingan yang menurun, yang bergerak dari model-model persaingan sempurna ke persaingan monopolistis ke oligopoly ke monopoli.Model persaingan sempurna menjabarkan sektor-sektor industri dengan persaingan yang paling ketat dalam sebuah perekonomian dimana persaingan harga yang menyebar menekan laba perusahaan sampai ke tingkat sekedar mempertahankan investasi yang diperlukan


Perbandingan antara persaingan sempurna dan monopoli

Struktur pasar menjabarkan lingkungan persaingan dalam pasar untuk setiap barang atau jasa. Sebuah pasar terdiri dari semua perusahaan dan individual yang rela dan mampu membeli atau menjual satu produk tertentu. Ini mencakup perusahaan-perusahaan dan para individu yang saat ini terlibat dalam pembelian dan penjualan sebuah produk tertentu, disamping para pendatang yang potensial.
Pendatang potensial adalah seorang individu atau perusahaan yang menghadirkan ancaman yang cukup dapat dipercaya untuk dapat memasuki pasar sehingga mempengaruhi keputusan harga/keluaran dari perusahaan-perusahaan yang ada. Pendatang potensial memainkan peran yang sangat penting dibeberapa industri. Beberapa industri dengan hanya beberapa peserta yang aktif pada awalnya tampak memegang laba ekonomi yang cukup besar. Tetapi sejumlah pendatang potensial dapat memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap keputusan-keputusan harga atau keluaran dari perusahaan-perusahaan yang ada. Misalnya IBM, Apple, Digital Equipment, dan pabrikan computer terkemuka lainnya adalah para pendatang potensial ke dalam berbagai industri pabrikan komponen computer, dan menggunakan ancaman untuk memasuki pasar tersebut untuk memperoleh harga yang menguntungkan dari para pemasok. Walaupun hanya erdapat relative sedikit peserta asing dan domestic, pembuatan komponen-komponen computer merupakan industri yang sangat inovatif dan bersaing dalam harga. Karena itu ketika menetapkan ciri-ciri struktur pasar adalah penting untuk mempertimbangkan pengaruh baik para pesaing saat ini maupun para pendatang yang potensial. 
Struktur pasar umumnya dicirikan atas dasar empat karakteristik industri yang penting: Jumlah dan distribusi ukuran dari penjual dan pembeli yang aktif serta para pendatang potensial, tingkat diferensiasi produk , jumlah dan biaya informasi tentang harga dan mutu produk , serta kondisi masuk dan ke luar. Pengaruh struktur pasar diukur dalam bentuk harga yang dibayar oleh konsumen, ketersediaan dan mutu keluaran , ketenagakerjaan dan kesempatan kemajuan karir, dan laju inovasi produk diantara factor-faktor lainnya.
Perbedaan yang jelas antara model persaingan sempurna dan monopoli untuk prilaku pembeli dan penjual dapat dicatat di sepanjang setiap dimensi penting dari struktut pasar ini. Kita akan secara singkat mencirikan perbedaan-perbedaan ini dalam bagian berikutnya dan lalu mendalaminya dalam sisa bab ini.

Persaingan Sempurna

Persaingan sempurna (murni) adalah struktur pasar yang dicirikan dengan sejumlah bersar pembeli dan penjual untuk sebuah produk yang pada dasarnya sama, dimana setiap transaksi peserta pasar adalah begitu kecil sehingga tidak memiliki pengaruh terhadap harga pasar dari produk tersebut. Para pembeli dan penjual individu adalah pengambil harga (price taker). Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan mengambil harga pasar sebagai sesuatu yang tidak dapat diubah dan merancang strategi produk mereka sesuai dengan harga tersebut. Informasi permintaan dan penawaran yang bebas dan lengkap tersedia dalam pasar yang bersaing sempurna, dan tidak terdapat hambatan masuk dan keluar yang berarti. Sebagai akibatnya, persaingan harga yang ketat terjadi, dan hanya tingkat pengembalian atas investasi yang normal yang dimungkinkan dalam jangka panjang. Laba ekonomi hanya dimungkinkan dalam periode disekuilibrium jangka pendek sebelum para pesaing memberikan tanggapan persaingan yang efektif.




MONOPOLI

Monopoli adalah struktur pasar yang dicirikan dengan penjual tunggal dari sebuah produk yang sangat didiferensiasi. Karena sebuah perusahaan monopoli adalah penyedia satu-satunya untuk sebuah komoditas yang diinginkan, perusahaan monopoli itu adalah industri itu sendiri. Produsen setiap produk harus bersaing memperebutkan pangsa pasar dari pembelian konsumen, tetapi perusahaan monopoli tidak menghadapi persaingan yang efektif untuk penjualan produknya baik dari pesaing yang ada maupun yang potensial. Ini memungkinkan perusahaan monopoli tersebut untuk menentukan harga dan keluaran secara bersamaan untuk perusahaan (dan untuk industri yang bersangkutan). Hambatan masuk atau keluar yang besar seringkali merintangi para pendatang potensial dan menawarkan kesempatan untuk memperoleh laba ekonomi, bahkan dalam jangka panjang, baik kepada perusahaan monopoli yang efisien maupun yang tidak efisien.

Faktor-Faktor Yang Menentukan Tingkat Persaingan

Dua kondisi kunci menentukan tingkat persaingan di satu pasar tertentu: jumlah dan ukuran relative pembeli dan penjual dipasar tertentu, dan sampai sejauh mana produk tersebut distandarisasi. Faktor-faktor ini pada gilirannya dipengaruhi oleh sifat produk dan system produksi, ruang lingkup pendatang potensial dan karakteristik pembeli. Hubungan-hubungan ini dijabarkan dalam bagian-bagian berikut ini.

Pengaruh Karakteristik Produk Terhadap Struktur Pasar

Tersedianya barang pengganti yang baik untuk sebuah produk akan meningkatkan derajat persaingan dalam pasar untuk produk itu. Untuk mengilustrasikan jasa kereta api diantara dua titik umumnya hanya ditawarkan oleh satu kereta api. Tetapi jasa transportasi lainnya tersedia pula dari beberapa sumber, dan kereta api bersaing dengan jalur bis, perusahaan truk, angkutan air, pesawat udara dan mobil pribadi. Kemampuan subtitusi diantara cara-cara transportasi ini untuk jasa kereta api meningkatkan persaingan dalam pasar jasa transportasi.
Adalah penting untuk disadari bahwa struktur pasar tidak bersifat statis. Di abad 1800-an dan awal 1900-an kereta api hanya menghadapi sangat sedikit persaingan. Karena itu kereta api dapat mengenakan harga yang sangat tinggi dan memperoleh laba monopoli. Karena eksploitasi ini dikeluarkan undang-undang yang memberikan kewenangan kepada public untuk mengatur tarif angkutan kereta api. Perusahaan-perusahaan lain didorong oleh laba perusahaan kereta api untuk mengembangkan system jasa transportasi yang bersaing yang pada akhir mengarah pada struktur pasar yang jauh lebih bersaing. Saat ini, hanya sedikit orang yang berargumentasi bahwa kereta api memiliki kekuatan monopoli yang berarti, dan peraturan public untuk kereta api dikurangi untuk mengakui fakta ini.
Karakteristik fisik dari sebuah produk dapat juga mempengaruhi struktur persaingan dari pasarnya. Rasio yang rendah antara biaya distribusi dengan biaya total, misalnya, cenderung meningkatkan persaingan dan memperluas wilayah geografis dimana sebuah produsen tertentu dapat bersaing. Sifat produk yang mudah rusak menghasilkan pengaruh yang berlawanan. Jadi dalam mempertimbangakan tingkat persaingan untuk sebuah produk, sifat nasional, regional dan local dari sebuah pasar harus dipertimbangkan.

Pengaruh Karakteristik Produk Terhadap Persaingan

Ketika skala efisien minimum adalah besar dalam kaitannya dengan keseluruhan keluaran industri, hanya sedikit perusahaan yang mampu memperoleh ukuran keluaran yang diperlukan untuk efisiensi yang produktif. Dalam situasi seperti itu, tekanan persaingan hanya memungkinkan beberapa perusahaan untuk bertahan dalam sebuah industri. Sebaliknya ketika skala efisien minimum adalah kecil dalam hubungannya dengan keluaran keseluruhan industri, banyak perusahaan akan mampu mencapai keluaran yang diperlukan untuk operasi yang efisien. Dengan mempertahankan semua semua lainnya tetap sama, persaingan cenderung paling ketat ketika terdapat banyak pesaing yang efisien di pasar, daripada ketika hanya terdapat sedikit pesaing. Hal ini terutama benar ketika perusahaan yang lebih kecil dari skala efisien minimum menghadapi biaya produksi yang cukup jauh lebih tinggi dan ketika konstruksi pabrik skala efisien minimum memerlukan komitmen hanya pada sumber daya yang tidak terlalu banyak atau ketika perusahaan-perusahaan yang lebih kecil tidak menghadapi kerugian dalam bidang produksi, skala ekonomi hanya memiliki sedikit pengaruh atau tidak berpengaruh terhadap potensi persaingan dari perusahaan-perusahaan baru atau pendatang.

Pengaruh Kondisi Masuk dan ke Luar Terhadap Persaingan

Mempertahankan laba yang diatas normal atau inefisiensi produksi dari sebuah perusahaan monopoli dalam jangka panjang memerlukan hambatan yang berarti terhadap masuknya perusahaan baru, mobilitas dalam industri, dan hambatan untuk ke luar dari industri. Hambatan masuk adalah setiap factor atau karakteristik industri yang menciptakan keuntungan bagi perusahaan-perusahaan yang ada dibandingkan para pendatang baru. Hak-hak hokum seperti paten dan lisensi dapat menyajikan hambatan yang kuat terhadap para pendatang baru dalam industri farmasi, televisi kabel, penyiaran televisi dan radio dan di industri-industri lainnya. Faktor –faktor lainnya kadang-kadang menciptakan hambatan masukan, termasuk skala ekonomi yang cukup besar, ruang lingkup ekonomi, modal yang besar atau persyaratan tenaga kerja terlatihdan ikatan dengan loyalitas konsumen yang diciptakan melalui periklanan dan alat-alat lainnya.
Faktor-faktor yang menciptakan hambatan masuk kadang-kadang menghasilkan keuntungan kompensasi bagi para konsumen. Walaupun paten dapat mengarah pada laba monopoli bagi perusahaan yang menemukan, paten juga dapat mendorong pengembangan produk atau proses baru yang bernilai. Walaupun perusahaan-perusahaan terkemuka yang sangat efisien atau inovatif menyulitkan bagi perusahaan-perusahaan baru untuk memasuki pasar dan bagi perusahaan-perusahaan yang tidak memimpin untuk berkembang, mereka juga memiliki pengaruh yang menguntungkan berupa menurunkan harga industri dan meningkatkan mutu produk. Karena itu evaluasi yang lengkap terhadap pengaruh ekonomi dari hambatan masuk melibatkan pertimbangan baik terhadap biaya maupun manfaat.
Sementara hambatan masuk memiliki potensi untuk merintangi persaingan dengan mempersulit pemasukan baru atau pertumbuhan, kekuatan-kekuatan persaingan dapat juga diturunkan melalui hambatan ke luar. Hambatan ke Luar adalah setiap batasan terhadap kemampuan perusahaan-perusahaan yang ada untuk menyebarkan ulang aktiva mereka dari satu industri atau lini lainnya. Selama akhir dasawarsa 1980-an, misalnya, beberapa pemerintah Negara bagian Amerika Serikat memulai diberlakukannya ketentuan hokum yang merintangi penutupan pabrik oleh perusahaan-perusahaan besar dalam industri baja, kaca, mobil dan industri-industri lainnya. Dengan mengenakan denda atau pajak yang sangat besar atau mengharuskan pengeluaran yang cukup besar untuk pelatihan ulang pekerja, peraturan-peraturan ini menciptakan hambatan keluar yang berarti.
Dengan merintangi penyebaran ulang aktiva yang umum dalam setiap lingkungan yang bersaing ketat, hambatan ke luar dapat secara dramatis meningkatkan baik biaya maupun resiko menjalankan bisnis. Jadi, sekalipun kita jelas dapat bersimpati dengan penyesuaian yang sulit yang dihadapi baik oleh para individu maupun perushaan yang dipengaruhi oleh penutupan pabrik, tindakan pemerintah yang menciptakan hambatan ke luar dapat memiliki pengaruh yang tidak diinginkan berupa rintangan terhadap pengembangan industri dan persaingan pasar.

Pengaruh Pembeli terhadap Persaingan

Tingkap persaingan dalam sebuah pasar dipengaruhi oleh para pembeli di samping para penjual. Jika hanya terdapat sedikit pembeli, akan terdapat lebih sedikit persaingan daripada jika terdapat banyak pembeli. Monopsoni, sebuah pasar dengan hanya ada satu pembeli, terjadi ketika satu perusahaan mendominasi pasar tenaga kerja local, ketika sebuah pabrik makanan atau daging mendominasi pasar pertanian local dalam pengadaan kontrak pertahanan dengan pemerintah dan dalam pasar perantara untuk beberapa barang konsumen yang tahan lama, seperti alat rumah tangga yang dijual melalui jaringan eceran yang besar.
Monopsoni lebih umum dalam pasar factor masukan daripada dalam pasar untuk permintaan akhir. Dalam bentuk efisiensi ekonomi, monopsoni sama sekali tidak berbahaya dan kadang-kadang bahkan dapat menguntungkan, dalam pasar dimana pembeli monopsoni menghadapi sebuah monopoli atau hanya beberapa penjual. Misalnya mempertimbangkan kasus kota dimana satu-satunya tempat kerja untuk para tenaga kerja tidak terlatih. Pabrik tersebut merupakan sebuah monopsoni karena ia adalah satu-satunya pembeli tenaga kerja dan ia dapat menggunakan kekuasaannya untuk menurunkan tariff upah sampai dibawah tingkat persaingan. Tetapi jika para pekerja mengorganisasikan sebuah serikat kerja untuk melakukan penawaran bersama dengan majikan mereka, penjual tenaga kerja yang monopoli akan tercipta dan dapat mengimbangi kekuasaan monopsoni majikan tersebut dan meningkatkan tariff upah kea rah ketentuan pasar yang bersaing. Monopsoni tidak hanya dapat diterima dalam situasi seperti ini, tetapi kadang-kadang didorong oleh kebijakan publik.
Persaingan Murni

Karakteristik pasar yang dijabarkan dalam bagian sebelumnya sangat menentukan tingakat persaingan di pasar untuk setiap barang atau jasa. Dalam bagian ini kami akan membahas persaingan murni secara lebih rinci ; struktur pasar monopoli dibahas dalam bagian berikutnya.
Persaingan murni terjadi ketika para produsen individual di pasar tidak memiliki pengaruh atas harga; mereka adalah para pengambil harga sebagaimana diperbandingkan dengan penentu harga. Tidak adanya pengaruh terhadap harga ini memerlukan kondisi berikut ini :
• Sejumlah besar pembeli dan penjual. Setiap perusahaan dalam industri memproduksi sebagian kecil dari keluaran industri dan setiap pelanggan hanya membeli sebagian kecil dari produk total.
• Homogenitas produk. Keluaran setiap perusahaan dipandang oleh para pelanggan sebagai prudk yang pada dasarnya sama dengan keluaran setiap perusahaan lainnya dalam industri tersebut.
• Kebebasan masuk dan ke luar. Perusahaan-perusahaan tidak dibatasi untuk memasuki atau meninggalkan industri.
• Penyebaran informasi sempurna. Informasi tentang biaya, harga dan mutu produk diketahui oleh semua pembeli dan semua penjual di pasar.

Keempat kondisi dasar ini, yang diperlukan untuk keberadaan sebuah struktur pasar yang bersaing murni merupakan persayaratan yang terlalu membatasi untuk benar-benar terdapat dalam pasar-pasar actual. Walaupun pasar surat berharga dan barang-barang komoditas mendekati pasar ideal yang bersaing sempurna, ketidaksempurnaan pun terdapat dipasar-pasar ini. Misalnya akuisisi sebagian besar surat berharga sebuah perusahaan oleh “para pemburu” perusahaan jelas mempengaruhi harga pasar dari saham dan obligasi perusahaan tersebut, setidaknya dalam jangka pendek. Walaupun demikian beberapa perusahaan harus mengambil keputusan-keputusan harga tanpa pengendalian apapun terhadap harga dan penelitian terhadap struktur pasar yang bersaing sempurna memberikan gagasan tentang keputusan-keputusan penetapan harga ini. Yang lebih penting lagi, pemahaman yang jelas tentang persaingan murni memberikan titik rujukan untuk menganalisis struktur pasar yang lebih umum ditemui berupa persaingan monopolistis dan oligopoli.

Penentuan Harga Pasar

Harga untuk sebuah industri yang bersaing ditentukan oleh penawaran dan permintaan agregat; perusahaan-perusahaan individual tidak memiliki pengendalian terhadap biaya. Kurva permintaan industri total untuk produk mencerminkan gabungan jumlah yang akan dibeli oleh para pembeli individual setiap harga; kurva penawaran industri mencerminkan gabungan jumlah yang rela ditawarkan oleh perusahaan-perusahaan individual diberbagai harga. Titik potong dari kurva penawaran dan penawaran industri tersebut menentukan harga pasar.
Data dalam table 11.1 mengilustrasikan proses untuk membentuk kurva penawaran industri. Pertama-tama misalkan bahwa masing-masing dari kelima perusahaan dalam industri ini rela menawarkan jumlah produk yang beragam di berbagai harga. Menjumlahkan penawaran individual dari kelima perusahaan ini di setiap harga menentukan penawaran gabungan mereka, sebagaimana diperlihatkan dalam kolom Sebagian Penawaran Pasar. Misalnya pada harga $2, jumlah keluaran yang ditawarkan oleh kelima perusahaan itu adalah 15, 0, 5, 25 dan 45 unit, secara berurutan yang mengakibatkan penawaran gabungan sebesar 90 unit pada harga itu. Dengan harga produk sebesar $8, jumlah yang ditawarkan menjadi 45, 115, 40, 55, dan 75 sehingga membentuk penawaran total oleh kelima perusahaan tersebut sebesar 330 unit.
Sekarang asumsikan bahwa kelima perusahaan tersebut, walaupun mewakili perusahaan-perusahaan dalam industri itu, hanya memegang sebagian kecil dari keluaran total industri tersebut. Secara spesifik asumsikan bahwa pada kenyataannya terdapat 5000 perusahaan dalam industri tersebut yang masing-masing memiliki daftar penawaran individual yang identik dengan salah satu dari kelima perusahaan yang diilustrasikan dalam tabel ini. Yaitu terdapat 1000 perusahaan yang tepat sama dengan setiap perusahaan yang diilustrasikan dalam tabel 11.1 sehingga penawaran pasar – jumlah total yang ditawarkan disetiap harga--akan 1000 kali angka yang diperlihatkan dalam kolom Sebagian Penawaran Pasar. Daftar penawaran ini diilustrasikan dalam gambar 11.1 dan menambahkan kurva permintaan pasar kedalam kurva penawaran industri ini., seperti di gambar 11.2 memungkinkan kita untuk menentukan harga pasar ekuilibrium.
Harga pasar ditentukan dengan pertama-tama menyamakan penawaran dan permintaan pasar untuk menemukan tingkat kegiatan ekuilibrium lalu mensubtitusikan jumlah itu baik ke dalam kurva permintaan maupun ke dalam kurva penawaran untuk menemukan harga pembersihan dipasar. Dengan menggunakan kurva-kurva dalam gambar 11.2 kita menemukan

Permintaan = Penawaran
$40-$0,0001Q = -$0,254 + $0,000025Q
$0,000125Q = $40,254
Q = 322.032
P = $40 - $0,0001(322.32)
= $40 - $32,20
= $7,80

Walaupun jelaslah dari gambar 11.2 bahwa baik jumlah yang diminta maupun jumlah yang ditawarkan bergantung pada harga, sebuah contoh sederhana dapat memperlihatkan ketidakmampuan sebuah perusahaan individual untuk mempengaruhi harga. Fungsi permintaan total dalam gambar 11.2 yang mewakili penggabungan jumlah yang diminta oleh para pembeli individual di setiap harga dapat dijabarkan dengan persamaan:

Jumlah yang Diminta = Q = 400.000 – 10.000P, 

Atau untuk mencari harga :
$10.000P = $400.000 – Q
P = $40 - $0,0001Q

Menurut persamaan 11.1a perubahan 100 unit dalam keluaran hanya akan menyebabkan perubahan sebesar $0,0001 dalam harga atau alternative lain kenaikan (penurunan) harga sebesar $0,0001 akan mengarah pada penurunan (kenaikan) satu unit dalam permintaan pasar total.
Kurva permintaan yang diperlihatkan dalam gambar 11.2 digambar ulang untuk satu perusahaan individual dalam gambar 11.3 . Kemiringan kurva ini adalah -0,0001 yang sama seperti dalam gambar 11.2. Hanya saja skala-nya diubah. Titik Potong $7,80 adalah harga pasar yang berlaku sebagaimana ditentukan oleh titik potong antara kurva penawaran danpermintaan pasar dalam gambar 11.2


sumber :
http://tukangblog.blogspot.com/2011/04/struktur-pasar-persaingan-sempurna-dan.html