Jumat, 13 Juni 2014

Analisis Laporan Keuangan PT Aneka Tambang Tbk

AKUNTANSI INTERNASIONAL


Analisis Laporan Keuangan PT Aneka Tambang Tbk

Kelompok: INDONESIA

1. Fernando Saroinsong (22210747)
2.Irfan (23210595)
3.Kiki Herdiyawan (23210898)
4.Oktavianus Marco L (25210241)
5.Yopi Supriyanto (28210683)

4EB02



Aneka Tambang didirikan pada tahun 1968 melalui penggabungan beberapa perusahaan pertambangan. Aneka Tambang merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan produk  utama nikel, emas, perak, dan bauksit. Antam memiliki unit eksplorasi serta unit pemurnian dan pengolahan logam mulia untuk melayani pihak ketiga. Pada tahun 2008, seiring dengan upaya diversifikasi produk, Antam memulai kegiatan eksplorasi batubara untuk mendukung rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) guna menekan biaya produksi feronikel. Di masa depan, tidak tertutup kemungkinan bagi Antam untuk menjual komoditas batubara kepada pihak ketiga untuk meningkatkan pendapatan perusahaan.Dengan pengalaman lebih dari empat dekade, kegiatan operasi dan cadangan deposit mineral Antam tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Deposit nikel terbesar berada di Maluku Utara, sementara deposit emas dan bauksit terbesar di Jawa Barat dan Kalimantan Barat. Aktivitas Antam terintegrasi secara vertikal, mulai dari kegiatan eksplorasi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, hingga pemasaran. Antam memiliki keunggulan dalam hal jumlah cadangan dan sumber daya mineral yang besar dan berkualitas tinggi, terutama untuk komoditas nikel dan bauksit.Pada tahun 1997, Antam mencatatkan 35% sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (kedua bursa kemudian dimerjer menjadi Bursa Efek Indonesia pada tahun 2008). Pada tahun 1999, Antam mencatatkan sahamnya dengan status Foreign Exempt Listingdalam bentuk Chess Depository Interests di Bursa Efek Australia (Australian Securities Exchange, ASX) dan pada tahun 2002, status pencatatan di ASX ditingkatkan menjadi ASX Listing yang memiliki peraturan lebih ketat.

Antam memiliki empat unit bisnis, selain Unit Geomin (unit khusus yang menangani kegiatan eksplorasi) dan Kantor Pusat di Jakarta. Keempat unit bisnis tersebut adalah Unit Bisnis Pertambangan (UBP) Nikel yang beroperasi di Pomalaa, Sulawesi Tenggara dan Maluku Utara, UBP Emas di Pongkor, Jawa Barat, Unit Bisnis Pengolahan dan Pemurnian (UBPP) Logam Mulia di Jakarta, dan UBP Bauksit di Pulau Bintan, Kepulauan Riau.

1 Rasio Keuangan (Financial Ratio) PT. ANTAM Tbk.
Pada analisis rasio keuangan, yang dipakai pada bagian ini terbagi atas tiga bagian analisis yaitu analisis likuiditas, solvabilitas, dan rentabilitas. Dimana tiap bagian akan diuraikan sebagai berikut :

            1.1 Analisis Likuiditas
                        1. Current Ratio (CR) Tahun 2009-2012
Current Ratio PT. ANTAM  Tbk antara Tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 ditunjukkan melalui  dibawah ini :

 Current Ratio  PT. ANTAM  Tbk Tahun 2009 – 2012
(Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun
Aktiva Lancar / Hutang Lancar
Ratio
2009
5.313.146.234 / 747.531.096
710,75%
2010
7.593.630.426 / 1.989.071.312
381,76%
2011
9.108.019.774 / 846.446.529
1076,03%
2012
7.646.851.196 / 3.041.406.158
251,42%

Pada tahun 2009, nilai current rationya mencapai diatas 100%, hal ini diartikan perusahaan berada pada posisi likuid, karena setiap Rp 1.00 hutang lancer dijamin oleh aktiva lancer Rp 7,1075. Lalu pada tahun 2010 posisi current rationya mengalami penurunan namun perusahaan masih berapa pada posisi likuid, karena setiap Rp 1,00 hutang lancer dijamin oleh aktiva lancer sebesar Rp. 3,8176. Pada tahun 2011 current rasio perusahaan kembali naik posisi perusahan tetap likuid, karena setiap Rp 1,00 hutang lancer dijamin oleh aktiva sebesar Rp 10,7603 . Ditahun 2012 kembali kembali mengalami penurunan dan posisi perusahan tetap berada di posisi likuid karena setiap Rp 1,00 hutang lancer dijamin oleh aktiva lancer sebesar Rp 2,5142

Dilihat dari nilai Current Ratio PT. Antam Tbk  dari tahun 2009-2012 mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Dan dapat disimpulkan perusahaan selama 4 tahun berada dalam posisi likuid, karena nilai penjamin hutang oleh aktiva masih dibawah 100%.

            2. Cash Ratio (CR) Tahun 2009-2012
Cash Ratio  PT. ANTAM  Tbk antara Tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 ditunjukkan melalui tabel  dibawah ini :
 Cash Ratio PT. ANTAM  Tbk Tahun 2009 – 2012
(Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun
Kas / Hutang Lancar
Ratio
2009
2.773.582.727 / 747.531.096
371,03%
2010
4.308.242.737 / 1.989.071.312
216,59%
2011
5.639.678.574 / 846.446.529
666,27%
2012
3.868.574.769 / 3.041.406.158
127,19%

Pada tahun 2009, nilai cash ratio mencapai diatas 100%, hal ini diartikan perusahaan berapa pada posisi likuid, karena setiap Rp 1,00 hutang lancer dijamin oleh kas sebesar  Rp3,7103. Lalu pada tahun 2010 nilai cash ratio mengalami penurunan, tetapi perusahaan masih berada dalam posisi likuid, karena setiap Rp 1,00 hutang lancer dijamin oleh kas sebesar Rp 2,1659. Dan pada tahun 2011 nilai cash ratio mengalami kenaikan dari tahun 2010, dan tetap  perusahaan berada pada posisi likuid, karena setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh kas Rp 6,6627. Penurunan kembali terjadi di tahun 2012 namun  perusahan tetap berada diposisi likuid, karena Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh kas Rp 1,2719.

Dilihat dari nilai Cash Ratio PT. Antam Tbk  dari tahun 2009-2012 mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Dan dapat disimpulkan perusahaan selama 4 tahun berada dalam posisi likuid, karena nilai penjamin hutang oleh aktiva masih dibawah 100%.


3.Quick Ratio Tahun 2009-2012
Quick Ratio PT. ANTAM  Tbk antara Tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 ditunjukkan melalui  dibawah ini :
 Quick Ratio PT. ANTAM  Tbk Tahun 2009 – 2012
(Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun
Aktiva Lancar - Persediaan / Hutang Lancar
Ratio
2009
5.313.146.234 - 1.170.505.411 /  747.531.096
554.17%
2010
7.593.630.426 - 1.229.283.112 / 1.989.071.312
319.96%
2011
9.108.019.774 - 1.687.897.283 / 846.446.529
876.62%
2012
7.646.851.196 - 1.449.967.933 / 3.041.406.158
203.75%

Pada tahun 2009, nilai Quick Ratio mencapai diatas 100%, hal ini diartikan perusahaan berapa pada posisi likuid, karena setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh aktiva lancer dikurangi persediaan sebesar  Rp5,5417. Lalu pada tahun 2010 nilai Quick Ratio mengalami penurunan, tetapi perusahaan masih berada dalam posisi likuid, karena setiap Rp 1,00 hutang lancer dijamin oleh aktiva lancer dikurangi persediaan sebesar Rp 3,1996. Dan pada tahun 2011 nilai Quick Ratio mengalami kenaikan dari tahun 2010, dan tetap  perusahaan berada pada posisi likuid, karena setiap Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh aktiva lancer dikurangi persediaan Rp 8,7662. Penurunan kembali terjadi di tahun 2012 namun  perusahan tetap berada diposisi likuid, karena Rp 1,00 hutang lancar dijamin oleh aktiva lancer dikurangi persediaan Rp 2,0375.

Dilihat dari nilai Quick Ratio PT. Antam Tbk  dari tahun 2009-2012 mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Dan dapat disimpulkan perusahaan selama 4 tahun berada dalam posisi likuid, karena nilai penjamin hutang oleh aktiva masih dibawah 100%.


            1.2  Analisis Solvabilitas
                        1. Debt to Assets Ratio Tahun 2009-2012
Debt to Assets Ratio PT. ANTAM  Tbk antara Tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 ditunjukkan melalui  dibawah ini :
 Debt to Assets Ratio PT. ANTAM  Tbk Tahun 2009 – 2012
(Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun
Total Hutang / Total Aktiva
Ratio
2009
1.748.127.625 / 9.939.996.438
17.58%
2010
2.709.896.801 / 12.310.732.099
22.01%
2011
4.429.191.527 / 15.201.235.077
29.13%
2012
6.876.224.890 / 19.708.540.946
34.88%

Pada tahun 2009 nilai Debt to Assets Ratio 17,58% ini berarti setiap Rp 1,00 aktiva menjamin hutang sebesar Rp 17,58. Pada tahun 2010 nilai Debt to Assets Ratio naik menjadi 22,01% , ini berarti bahwa setiap Rp 1.00 aktiva menjamin hutang sebesar Rp 22,01. Hal ini disebabkan oleh kenaikan jumlah aktiva sebesar Rp 2.370.735.661. Tahun 2011 Debt to Assets Ratio  mengalami peningkatan menjadi 29,13% ini disebabkan adanya peningkatan pada jumlah aktiva dari Rp12.310.732.099 menjadi  15.201.235.077. Ditahun 2012 nilai Debt to Assets Ratio kembali mengalami kenaikan menjadi 29,13% ini disebabkan adanya peningkatan pada jumlah aktiva yang naik sebesar Rp 4.507.305.869 .

Dilihat dari nilai Debt to Assets Ratio PT. Antam Tbk  dari tahun 2009-2012 mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dan terlihat bahwa perusahaan mengalami solvable, karena nilai penjamin hutang oleh aktiva masih dibawah 100%.


                        2. Debt to Equity Ratio  Tahun 2009-2012
Debt to Equity Ratio PT. ANTAM  Tbk antara Tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 ditunjukkan melalui dibawah ini :
 Debt to Equity Ratio PT. ANTAM  Tbk Tahun 2009 – 2012
(Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun
Total Hutang / Modal
Ratio
2009
1.748.127.625 / 8.148.939.490
21.45%
2010
2.709.896.801 / 9.580.098.225
28.28%
2011
 4.429.191.527 / 10.772.043.550
41.11%
2012
 6.876.224.890 / 12.832.316.056
53.58%

Pada tahun 2009 nilai Debt to Equity Ratio sebesar 21,45% ini dapat diartikan bahwa setiap Rp 1.00 modal menjamin atas hutang sebesar Rp 21,45. Tahun 2010 Debt to Equity Ratio naik menjadi 28,28% ini berarti bahwa setiap Rp 1.00 modal menjamin atas hutag sebesar Rp 28.28. Kenaikan Debt to Equity Ratio ini disebabkan oleh kenaikan modal sebesar Rp 1.431.158.735 . Tahun 2011 terjadi kenaikan Debt to Equity Ratio sebesar 12,83% menjadi 41,11%. Ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 modal dapat menjamin atas hutang sebesar Rp 41,11. Ditahun 2012 nilai Debt to Equity Ratio kembali mengalami peningkatan sebesar 12,47%. Ini berarti bahaw setiap Rp 1.00 modal menjamin atas hutang sebesar Rp 53,58. Kenaikan Debt to Equity Ratio terjadi karena adanya peningkatan kembali pada jumlah modal sebesar Rp 2.060.272.506.

Dilihat dari nilai Debt to Equity Ratio  PT. ANTAM Tbk selama 4 tahun, perusahan mengalami peningkatan nilai Debt to Equity Ratio setiap tahunnya. Dan perusahaan berada pada keadaan solvable, karena nilai penjamin masih berada dibawah 100%.


3. Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER) Tahun 2009-2012
            Long Term Debt to Equity Ratio PT. ANTAM  Tbk antara Tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 ditunjukkan melalui  dibawah ini :
 Long Term Debt to Equity Ratio PT. ANTAM  Tbk
Tahun 2009 – 2012
(Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun
Utang Jangka Panjang / Modal
Ratio
2009
1.000.596.323 / 8.148.939.490
12.27%
2010
720.825.489 / 9.580.098.225
7.52%
2011
3.582.744.998 / 10.772.043.550
33.25%
2012
3.834.818.732 / 12.832.316.056
29.88%

Pada tahun 2009 nilai Long Term Debt to Equity Ratio sebesar 12,27% ini dapat diartikan bahwa setiap Rp 1.00 modal menjamin atas hutang jangka panjang sebesar Rp 12,27. Tahun 2010Long Term Debt to Equity Ratio turun menjadi 7,52% ini berarti bahwa setiap Rp 1.00 modal menjamin atas hutang jangka panjang sebesar Rp 7.52. Kenaikan Debt to Equity Ratio ini disebabkan oleh kenaikan modal sebesar Rp 1.431.158.735 . Tahun 2011 terjadi kenaikan Long Term Debt to Equity Ratio sebesar 25,73% menjadi 33,25%. Ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 modal dapat menjamin atas hutang jangka panjang sebesar Rp 33,25. Ditahun 2012 nilai Long Term Debt to Equity Ratio mengalami penurunan sebesar 3,37%. Ini berarti bahaw setiap Rp 1.00 modal menjamin atas hutang jangka panjang sebesar Rp 29,88.

Dilihat dari nilai Long Term Debt to Equity Ratio PT. ANTAM Tbk selama 4 tahun, perusahan mengalami fluktuasi nilai Long Term Debt to Equity Ratio setiap tahunnya. Dan perusahaan berada pada keadaan solvable, karena nilai penjamin masih berada dibawah 100%.




1.3 Analisis Rentabilitas
            1. Return On Equity (ROE) Tahun 2009-2012
Return On Equity PT. ANTAM  Tbk antara Tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 ditunjukkan melalui tabel  dibawah ini :
 Return On Equity PT. ANTAM  Tbk Tahun 2009 – 2012
(Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun
Laba Bersih / Modal
Ratio
2009
604.307.088 / 8.148.939.490
7.41%
2010
1.683.399.992 / 9.580.098.225
17.57%
2011
1.924.739.414 / 10.772.043.550
17.86%
2012
2.989.024.589 / 12.832.316.056
23.29%

Pada Tahun 2009 besarnya nilai ROE adalah 7,41% ini dapat diartikan bahwa setiap Rp 1,00 modal menghasilkan laba bersih Rp 7,41. Pada tahun 2010 nilai ROE mengalami kenaikan sebesar 10,16% menjadi 17,57% yang artinya setiap Rp 1,00 modal menghasilkan laba bersih sebesar Rp 17,57. Dan ditahun 2011 kembali mengalami kenaikan dengan nilai ROE 17,86% yang artinya setiap Rp 1,00 modal dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 17,86. Tahun 2012 nilai ROE kembali mengalami peningkatan, kali ini nilai ROE perusahaan sebesar 23,29% ini dapat diartikan bahwa setiap Rp 1,00 modal dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 23,29.

Dilihat dari nilai ROE PT. Antam Tbk pada tahun 2009-2012 maka dapat disimpulkan bahwa perusahaan mengalami peningkatan dalam memperoleh laba bersih setiap tahunnya.



            2.Profit Margin (PM) Tahun 2009-2012
Profit Margin PT. ANTAM  Tbk antara Tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 ditunjukkan melalui tabel  dibawah ini :
 Profit Margin PT. ANTAM  Tbk Tahun 2009 – 2012
(Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun
Laba bersih / Penjualan Bersih
Ratio
2009
604.307.088 / 8.711.307.255
6.93%
2010
1.683.399.992 / 8.744.300.219
19.25%
2011
1.924.739.414 / 10.346.433.404
18.60%
2012
2.989.024.589 / 10.449.885.512
28.60%

Pada tahun 2009 nilai Profit Margin sebesar 6,93% ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 penjualan bersih menghasilkan laba bersih sebesar Rp 6,93. Pada tahun 2010 nilai Profit Marginmengalami kenaikan sebesar 12,32% menjadi 19,25% yang berarti setiap Rp 1,00 penjualan bersih menghasilkan laba bersih Rp 19,25. Pada tahun 2011 nilai Profit Margin mengalami penurunan menjadi 18,60% yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 penjualan bersih menghasilkan laba bersih Rp 18,60. Ditahun 2012 nilai Profit Margin kembali mengalami peningkatan menjadi 28,60% ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 penjualan bersih menghasilkan laba bersih sebesar Rp 28,60.

Dilihat dari nilai Profit Margin  tahun 2009-2012 maka dapat terlihat bahwa penghasilan laba perusahaan mengalami fluktuasi, Karena itu penghasilan profit perusahaan tidak menentu.



3. Return on Investment (ROI) Tahun 2009-2012
Return on Investment PT. ANTAM  Tbk antara Tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 ditunjukkan melalui tabel  dibawah ini :
Return on Investment PT. ANTAM  Tbk Tahun 2009 – 2012
(Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun
Laba Setelah Bunga dan Pajak / Total Aktiva
Ratio
2009
595.230.900 / 9.939.996.438
5.98%
2010
1.674.924.411 / 12.310.732.099
13.60%
2011
1.927.891.998 / 15.201.235.077
12.68%
2012
2.993.115.731 / 19.708.540.946
15.18%

Pada tahun 2009 nilai Return on Investment sebesar 5,98% ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 total aktiva menghasilkan laba sebesar Rp 5,98. Pada tahun 2010 nilai Return on Investmentmengalami kenaikan sebesar 7,62% menjadi 13,60% yang berarti setiap Rp 1,00 total aktiva menghasilkan laba Rp 13,60. Pada tahun 2011 nilai Return on Investment mengalami penurunan menjadi 12,68% yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 total aktiva menghasilkan laba  Rp 12,68. Ditahun 2012 nilai Return on Investment kembali mengalami peningkatan menjadi 15,18% ini berarti bahwa setiap Rp 1,00 total aktiva menghasilkan laba  sebesar Rp 15,18.

Dilihat dari nilai Return on Investment tahun 2009-2012 maka dapat terlihat bahwa penghasilan laba perusahaan mengalami fluktuasi, Karena itu penghasilan profit perusahaan tidak menentu.


1.4 Analisis Aktivitas
1. Inventory Turnover Tahun 2009-2012
Inventory Turnover PT. ANTAM  Tbk antara Tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 ditunjukkan melalui tabel  dibawah ini :
Inventory Turnover PT. ANTAM  Tbk Tahun 2009 – 2012
(Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun
Harga Pokok Penjualan / Persediaan
Ratio
2009
7.513.371.858 / 1.170.505.411
6.41
2010
5.807.220.162 / 1.229.283.112
4.72
2011
7.318.735.238 / 1.687.897.283
4.33
2012
8.427.157.554 / 1.449.967.933
5.81

Pada tahun 2009, Perputaran Persediaan perusahaan mancapai titik 6,41 kali. Hal ini menunjukkan bahwa dalam setahun perusahaan melakukan pengisian ulang persediaan sebanyak 6,41 kali atau pengisian ulang dilakukan setiap 57 hari. Pada tahun 2010 perputaran persediaan perusahaan mengalami penurunan dititik 4,72 kali. 4,72 ini menunjukkan bahwa dalam setahun Perusahaan melakukan 4,72 kali pengisian ulang persediaan. Atau dengan kata lain persediaan yang dimiliki perusahaan dapat bertahan selama 77 hari. Dan harus dilakukan pengisian ulang persediaan setelahnya. Pada tahun 2011, Perputaran Persediaan PT. Aneka Tambang kembali mengalami penurunan dari titik 4,72 kali pada tahun 2010 menjadi 4,33 kali pada tahun 2011. Angka 4,33 ini menunjukkan bahwa dalam setahun perusahaan melakukan 4,33 kali pengisian persediaan. Persediaan yang dimiliki perusahaan pada tahun 2011 dapat bertahan selama 84 hari. Bertambahnya lama waktu perputaran persediaan pada tahun 2011 disebabkan oleh ada nya beberapa hal yang tidak sesuai target dari tim kerja pengelolaan rantai pasokan. Pada tahun 2012, Perputaran Persediaan PT. Aneka Tambang mengalami peningkatan dari titik 4,33 kali pada tahun 2011 menjadi 5,81 kali pada tahun 2012. Angka 5,81 ini menunjukkan bahwa dalam setahun perusahaan melakukan 5,81 kali pengisian persediaan. Persediaan yang dimiliki perusahaan pada tahun 2012 dapat bertahan selama 63 hari.

Dilihat dari nilai Inventory Turnover tahun 2009-2012 maka dapat terlihat bahwa perputaran persediaan perusahaan mengalami fluktuasi,

2. Fixed Asset Turnover Tahun 2009-2012
Fixed Asset Turnover PT. ANTAM  Tbk antara Tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 ditunjukkan melalui tabel dibawah ini :
 Fixed Asset Turnover PT. ANTAM  Tbk Tahun 2009 – 2012
(Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun
Penjualan Bersih / Aktiva Lancar
Ratio
2009
8.711.370.255 / 5.313.146.234
1.639
2010
8.744.300.219 / 7.593.630.426
1.151
2011
10.346.433.404 / 9.108.019.774
1.135
2012
10.449.885.512 / 7.646.851.196
1.366

Rasio Perputaran Aktiva Tetap menunjukkan kemampuan aktiva tetap untuk menghasilkan penjualan, menunjukkan aktiva yang ditunjukkan oleh jumlah hasil penjualan per Rp1 aktiva tetap. Pada tahun 2009, PT. ANTAM ,Tbk memiliki total penjualan sebesar Rp8.711.370.255 dengan jumlah aktiva tetap sebesar Rp5.313.146.234 Sehingga rasio perputaran aktiva tetap pada tahun 2009 adalah 1,639. Hal ini menunjukkan bahwa setiap Rp1 aktiva tetap dapat menghasilkan penjualan sebanyak Rp1, 639 atau dengan kata lain penjualan yang terjadi sebesar 1,639 kali total aktiva tetap. Di tahun 2010 rasio perputaran aktiva tetap mengalami penurunan menjadi 1,151 . Sehingga setiap Rp1 aktiva tetap dapat menghasilkan penjualan sebanyak Rp1,151 atau dengan kata lain penjualan yang terjadi pada tahun 2010 adalah sebanyak 1,151 kali dari total aktiva tetap. Pada tahun 2011 perputaran aktiva tetap kembali mengalami penurunan menjadi 1,135. Yang berarti setiap Rp 1 aktiva tetap dapat menghasilkan penjualan sebanyak Rp 1,135 atau penjualan yang tejadi pada tahun 2011 adalah sebanyak 1,135 kali dari total aktiva tetap. Di tahun 2012 Rasio perputaran aktiva tetap mengalami peningkatan menjadi 1.366 . Yang berarti setiap Rp 1 aktiva tetap dapat menghasilkan penjualan sebanyak Rp 1,366 atau penjualan yang terjadi pada tahun 2012 adalah sebanyak 1,366 kali dari total aktiva tetap.

Dilihat dari nilai Fixed Asset Turnover tahun 2009-2012 maka dapat terlihat bahwa perputaran aktiva tetap mengalami fluktuasi,

3. Total Asset Turnover Tahun 2009-2012
Total Asset Turnover PT. ANTAM  Tbk antara Tahun 2009 sampai dengan tahun 2012 ditunjukkan melalui  dibawah ini :
 Total Asset Turnover PT. ANTAM  Tbk Tahun 2009 – 2012
(Dalam Ribuan Rupiah)
Tahun
Penjualan Bersih / Total Aktiva
Ratio
2009
8.711.370.255 / 9.939.996.438
0.87
2010
8.744.300.219 / 12.310.732.099
0.71
2011
10.346.433.404 / 15.201.235.077
0.68
2012
10.449.885.512 / 19.708.540.946
0.53

Total Assets Turn Over tahun 2009 sebesar 0,87% menunjukkan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva dalam satu tahun berputar 0,87 kali atau setiap rupiah aktiva menghasilkan pendapatan sebesar Rp0,87, Total Assets Turn Over tahun 2010 mengalami penurunan menjadi sebesar 0,71% menunjukkan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva dalam satu tahun berputar 0,71 kali atau setiap rupiah aktiva menghasilkan pendapatan sebesar Rp0,71,. Pada tahun 2011 Total Assets Turn Over  kembali mengalami penurunan menjadi 0,68% menunjukkan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva dalam satu tahun berputar 0,68 kali atau setiap rupiah aktiva menghasilkan pendapatan sebesar Rp0,68. Pada tahun 2012 Total Assets Turn Over  kembali mengalami penurunan menjadi 0,53% menunjukkan dana yang tertanam dalam keseluruhan aktiva dalam satu tahun berputar 0,53 kali atau setiap rupiah aktiva menghasilkan pendapatan sebesar Rp0,53.
Dilihat dari nilai Total Assets Turn Over  tahun 2009-2012 maka dapat terlihat bahwa perputaran persediaan perusahaan mengalami penurunan.